Berita Utama

Bosan dengan Stunting Desa Tumiyang Terapkan Langkah Ini

Dilihat : 1715 Kali, Updated: Sabtu, 16 November 2024
Bosan dengan Stunting Desa Tumiyang Terapkan Langkah Ini

STUNTING. STUNTING. dan STUNTING. Sepertinya kata ini masih menjadi trending topik utama dalam pemecahan permasalahan dipemerintahan kita saat ini. Dalam penggunaan anggaran juga sudah menjadi program utama yang wajib diprioritaskan dalam penyusunan anggaran. Namun kenyataannya sampai dengan saat ini belum menunjukan hasil yang maksimal. Padahal sudah banyak sekali inovasi dan cara yang dilakukan oleh pemerintah baik dari pusat sampai dengan inovasi-inovasi dari pemerintah desa dalam penanganan kasus yang satu ini.

Seperti di desa tumiyang yang sudah berjalan rutin dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting diantaranya melalui program  pemberian PMT rutin di posyandu setiap bulan baik posyandu balita, posyandu remaja, maupun posyandu lansia,PMT Lokal bagi balita resiko stunting, Dapur Sehat (Dashat), Pemberian Makanan Tambahan berupa telor dan susu bagi bumil dan balita beresiko, Geber Benting (Gerakan Bersama Bebaskan Stunting), Panen Serut (Nampa Endog Setor Runtah), Kurma Seceting (Kegiatan Iuran Makanan/Bahan Makanan Semangat Cegah Stunting), penerapan tes mantoux sebagai deteksi dini, dan masih banyak program lain yang sudah dan sedang dijalankan.

Namun kita semua menyadari bahwa penyebab stunting itu sangatlak kompleks bukan hanya sekedar kekurangan gizi saja, namun dari pola asuh, Kesehatan dan kebersiha lingkungan, bahkan faktor genetik juga mempengaruhi. Jadi untuk penurunan resiko stunting dan bahkan zero stunting ini tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek, perlu waktu yang lama untuk bisa merubah mindset,  pola hidup, pola asuh dan bahkan merubah sudut pandang masyarakat terhadap sesuatu. Tentunya hal ini butuh suatu perjuangan dari semua stakeholder yang terkait.

 

Seperti yang diutarakan oleh Bpk. Wahyu Adhi Fibrianto, S.STP, M.A.P  selaku camat kebasen dalam rapat minilokakarya Tingkat Kecamatan Kebasen  yang diselenggarakan oleh dinas BKKBN Kecamatan Kebasen  pada 14-11-2024 kemarin, bahwa pola asuh sangat dominan terhadap penurunan dan pencegahan stunting. Sebab dengan adanya bantuan makanan dan gizi tambahan , tanpa adanya pengetahuan  orang tua terkait pola asuh  yang baik maka bantuan itu akan mubazir.

Hal ini sejalan dengan program yang dilakukan oleh TP PKK Desa Tumiyang dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting secara preventif. Dalam kesempatan sesi sharing pada rapat minilokakarya dipaparkan oleh ibu Suci Haryati S.Pd selaku ketua TP PKK Desa Tumiyang program-program yang sudah dan sedang dijalankan di desa Tumiyang.

Upaya pencegahan preventif yang sedang dilakukan di desa tumiyang antara laian :

  1. Selain pemberian makanan tambahan dan pemenuhan asupan makanan bergizi kepada para balita beresiko dan bumil, dalam programnya juga menitikberatkan kepada pencegahan secara preventif untuk jangka panjang.
  2. Menggenjot program pendidikan dan pola asuh mulai dari remaja, catin dan bumil. Sebab menurut beliau di tangan generasi muda inilah yang nantinya akan menciptakan generasi emas sesuai yang diharapkan jika mereka sudah pahamam betul mengenai perencanaan masa depan, termasuk bagaimana pola asuh yang baik, dan penerapan kehidupan yang sehat sedini mungkin. Seperti penerapan program Posyandu remaja dan PIK-R yang rutin diadakan setiap hari minggu diminggu kedua setiap bulannya, tidak hanya pengecekan kesehatan saja, melainkan pembinaan dan edukasi terkait Generasi Berencana (GenRe).
  3. Penerapan pilot projek untuk daerah zero stunting di wilayah tingkat RT sebagai wilayah percontohan, dengan tujuan untuk memotifasi para kader dan masyarakat untuk semangat dan sadar pentingnya pencegahan stunting dan menimbulkan persaingan sehat diantara wilayah RT guna bersama-sama mengentaskan stunting. Untuk taun ini RT 02 Rw 02 menjadi pilot projek bebas stunting.
  4. Penerapan Program KTR ( Kawasan Tanpa Rokok) yang sedang digarap mulai dari tingakat fasilitas umum, diharapkan dapat dijalankan di setiap rumah, sebab lingkungan yang sehat tanpa asap rokok dapat mengurangi resiko stunting. Penerapan program ini dititik beratkan di wilayah RT 03 Rw 03 sebagai pilot projek kawasan tanpa rokok yang nantinya akan berlanjut ke semua wilayah.
  5. Edukasi terhadap catin,memberi pemahaman tentang perencanaan hidup setelah menikah, rencana punya anak dan penerapan masa depan untuk anak-anak.
  6. Kegiatan kelas bumil dan penambahan makanan tambahan bagi bumil juga rutin dilakukan setiap bulan guna mengedukasi para bumil untuk memahami tentang proses kehamilan, persiapan persalinan, perawatan setelah melahirkan, perencanaan KB , perencanaan pola asuh anak terutama di 1000 hari pertama setelah bayi dilahirkan dan penerapan pola asuh terhadap perencanaan masa depan anak.
  7. Pemberian materi tentang edukasi dan pola asuh anak lebih digiatkan dalam setiap pertemuan-pertemuan baik PKK ataupun pertemuan-pertemuan yang lain.

Harapannya selain percepatan pencegahan penurunan stunting berupa pemenuhan gizi tambahan, juga dititik beratkan kepada pencegahan secara preventif dengan cara pendampingan, edukasi, dan sosialisasi secara intens guna merubah mindset dan pola pikir masyarakat demi terwujudnya tumiyang zero stunting.

 

    

     

Komentar